Selasa, 20 Januari 2015

Ketika Langit Pantai Padang Galak Berhiaskan Layang-Layang


Festival Layang-Layang.
Adalah sebuah festival yang selenggarakan setiap 1 tahun sekali yaitu pada bulan Juli. Makna dari festival layangan ini adalah persembahan kepada Dewa Rare Anggon yang dipercaya sebagai pelindung areal pesawahan petani sehingga sawah masyarakat Bali tak terkena hama wereng maupun burung. Festival ini diselenggarakan di pantai padang galak Kota Denpasar. Hal ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang akan berkunjung ke Bali karena anda melihat berbagai macam layang-layang berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil hingga ukuran yang sangat besar. Dan jenis layang-layangnya pun beragam, ada yang layangan tradisional hingga layangan berbentuk 3 dimensi. Festival layang-layang ini dilombakan dan diikuti oleh berbagai banjar di denpasar dengan peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa. (Banjar adalah pembagian wilayah administratif di Provinsi Bali, Indonesia di bawah Kelurahan atau Desa, setingkat dengan Rukun Warga. sumber: wikipedia).

Festival ini menjadi ajang adu gengsi dari masing-masing banjar. Bagi banjar yang berhasil menerbangkan layangan dan dapat bertahan lama berada di udara, maka akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi banjar tersebut. Karena menerbangkan dan mempertahankan keberadaan layangan di udara dengan ukuran yang sangat besar tentunya tidak mudah, perlu beberapa orang dewasa yang menerbangkannya dan yang paling penting adalah kekompakan antar anggota. Kesulitan terbesar yang sering dihadapi peserta adalah hembusan angin yang terkadang kencang dan terkadang lemah. Apabila tiupan angin lemah, maka peserta harus segera menarik benang dengan cara berlari.

Bagi anda yang ingin melihat festival layang-layang ini, dapat berkunjung ke Pantai Padang Galak Denpasar yang lokasinya tidak begitu jauh dari Pantai Sanur. Namun yang perlu diperhatikan ketika anda melihat festival ini adalah lokasi anda berada, tetaplah waspada dan jangan sampai anda menginjak benang layangan dan menghalangi peserta lomba yang sedang berusaha menerbangkan layang-layang.

Foto-foto festival layang-layang :

 

 


Senin, 19 Januari 2015

Kawah Ijen, "Kawah Sejuta Cerita"


Sebelumnya, saya sengaja kasih judul yang agak sedikit lebay..hehe. Karena memang sepengalaman saya ketika berkunjung kesini, banyak sekali yang membuat saya speechless. Mulai dari pemandangan kawahnya sendiri, mata pencaharian penduduk di kawah ijen sebagai penambang belerang, dan fenomena "si api biru" yang menurut penelitian hanya terjadi di 2 titik di 2 negara berbeda yaitu di Negara Islandia dan di Jawa Timur, Indonesia.

Kawah Ijen atau Gunung Ijen.
Adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.443 m dan telah empat kali meletus (1796, 1817, 1913, dan 1936). Untuk mendaki ke gunung ini bisa berangkat dari Bondowoso ataupun dari Banyuwangi. (sumber: wikipedia).
Kawah Ijen ini terkenal dengan sebutan "Negeri Di Atas Awan", karena anda akan mengetahui alasan julukan itu ketika anda melakukan pendakian dan berada di puncak kawah saat matahari terbit. Kawah Ijen ini banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Kebanyakan dari mereka datang pada sore hari dan menginap di kaki gunung dan melakukan pendakian saat jam 2 dini hari untuk melihat fenomena alam yang sangat langka yaitu : "Blue Fire". Pada umumnya lahar panas yang dikeluarkan oleh gunung berwarna merah menyala, sedangkan di Kawah Ijen lahar panas tersebut berwarna biru menyala. Fenomena alam ini hanya terjadi di 2 titik di 2 negara berbeda yaitu di Negara Islandia dan di Jawa Timur Negara Indonesia. Untuk dapat menikmati puncak Ijen anda harus menempuh pendakian selama 2-3 jam dengan rute menanjak.
Selain keindahan kawannya dan menakjubkannya Blue Fire, terdapat pula sebuah kisah atau pemandangan yang membuat saya terheran-heran, yaitu bagaimana penduduk lokal sini bekerja. Karena pada umumnya mata pencaharian mereka adalah sebagai penambang belerang. Belerang ini mereka dapatkan di bawah kawah yang mengandung gas sulfur sangat tinggi. Rata-rata orang dewasa dapat memanggul bobot sekitar 50 Kg belerang dalam 1 kali angkut. Dan dalam 1 hari mereka dapat mengangkut 3 kali dengan rute dan medan yang sangat tidak bersahabat. Belerang-belerang tersebut mereka jual kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah, atau mereka jual sendiri dengan membentuk menjadi hiasan. Rupiah yang mereka terima tentu tidak sebanding dengan resiko yang mereka hadapi.

Foto-foto Kawah Ijen :
 

 

 

 

 

Jatiluwih, "Si Cantik selain Ubud"


Jatiluwih.
Adalah sebuah daerah yang berada di daerah Penebel Kabupaten Tabanan, Bali. Daerah ini sangat terkenal dengan landscape pesawahannya yang dibuat berundak-undak atau terasering dengan latar belakang pegunungan. Hamparan sawah ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. 
Pemandangan yang dimiliki Jatiluwih ini tidak kalah cantik dengan Ubud. Wisatawan yang datang ke Bali, hampir menjadi agenda wajib harus mengunjungi daerah Ubud untuk dapat melihat teraseringnya, akan tetapi perjalanan yang harus ditempuh ketika berkunjung ke Ubud sudah mulai macet karena akses jalan yang tidak seimbang dengan kendaraan yang melintas. Hal tersebut sangat berbeda ketika anda akan mengunjungi kawasan Jatiluwih. Akses menuju daerah ini memang agak jauh tetapi tidak semacet ketika ke Ubud. Selain itu, pemandangan dan udara disini lebih sejuk dibanding Ubud. 
Maka, bagi anda yang akan berlibur bersama keluarga ke Bali dan sekiranya ingin menikmati sejuknya udara, hijaunya sawah yang berundak dengan berlatar gunung. saya sarankan untuk mengunjungi daerah ini. Untuk perjalanan dari Denpasar ke Jatiluwih dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam.

Foto-foto Jatiluwih :