Selasa, 25 November 2014

Tradisi Perang Pandan

 

Tradisi Perang Pandan,

Desa Tenganan yang berada di Kabupaten Karangasem ini terkenal dengan tradisi adatnya yaitu perang pandan, tradisi ini dikenal juga dengan sebutan "makere-kere" yang artinya geret pandan. Tradisi ini dilaksanakan setiap bulan kelima menurut kalender/penanggalan masyarakat desa adat Tenganan bukan menurut kalender nasional. Untuk foto-foto yang saya ambil adalah pada bulan Juni. Acara perang pandan tersebut mulai dilaksanakan pada siang hari yaitu berkisar antara jam 12.00-15.00 WITA yang sebelum dimulai "peperangan" akan ada semacam ritual mengelilingi desa terlebih dahulu.

Peran pandan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati dewa Indra atau Dewa perang. Perang pandan merupakan bagian dari ritual Sasihh Sembah. Sasih sembah ialah ritual terbesar yang ada di Desa Tenganan. Masyarakat Desa Tenganan memiliki kepercayaan yang berbeda dari umumnya masyarakat Bali. Masyarakat di Desa Tenganan menganut agama Hindu Indra. Yang mana pemeluk agama Hindu Indra ini tidak membedakan umatnya dalam kasta. Mereka juga menempatkan Dewa Indra sebagai Dewa tertinggi. Masyarakat Tenganan percaya bahwa desa yang mereka tempati merupakan hadian dari Dewa Indra. (sumber: wikipedia)

Upacara ini sangat terkenal baik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri karena tradisi ini tergolong unik dan tidak ditemui di daerah lain. Upacara ini diikuti oleh laki-laki di Desa Tenganan baik itu orang tua maupun remaja. Bagi anak-anak Desa Tenganan, upacara ini menjadi semacam prosesi untuk menjadi dewasa. Selain itu bagi wisatawan yang mau mencoba menjadi peserta, silahkan saja asalkan resiko ditanggung sendiri, kalau saya hmmmm....lebih baik tidak, hehehe, karena daun pandan yang digunakan adalah pandan berduri dan bukan pandan yang biasa dikenal sebagai campuran untuk aroma makanan.

Selain menampilkan upacara perang pandan, anda pun bisa berkeliling Desa Tenganan yang begitu berbeda dengan desa-desa lainnya, mulai dari rumah-rumah adatnya hingga masyarakatnya sendiri. Kondisi masyarakat disana sangat menjaga tradisi Desa Tenganan.

Bagi yang mau berkunjung ke Desa Tenganan dan melihat tradisi ini, jarak yang harus ditempuh dari Denpasar ke Karangasem Desa Tenganan kurang lebih sekitar 1-2 jam. Dan disarankan bagi yang mau mengambil foto untuk datang beberapa jam sebelum upacara dimulai dan carilah spot foto yang nyaman dan tanpa gangguan. Untuk masuk ke Desa Tenganan ini tidak dipungut biaya apapun, hanya membayar jasa parkir kendaraan saja.

Foto-foto lainnya:
 
  
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar